Semarang (hidayatullahjateng.id) – DPW Hidayatullah Jawa Tengah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Pandanaran Semarang pada Kamis (20/6/2024). Hal ini dilakukan sebagai wujud kepedulian civitas akademika dalam mengakomodir kebutuhan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah.
Nota kesepahaman ditandatangani di Gedung Dakwah Hidayatullah Jawa Tengah, Jl. Wonodri Baru No.41 Semarang, oleh Ketua Dewan Pengurus Wilayah(DPW) Hidayatullah Jawa Tengah, Ustadz Akhmad Ali Subur S.E. dengan Rektor Universitas Pandanaran, Ibu Agustien Zulaidah S.T., M.T.
Acara ini Dihadiri oleh Ketua-ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) & Yayasan Hidayatullah seluruh Jawa Tengah serta Jajaran Universitas Pandanaran; di antaranya Ibu Dra. Hj. Harini Krisniati, M.M, selaku Ketua Yayasan Abdi Masyarakat Kota Semarang, sebagai lembaga penaung Universitas Pandanaran bersama beberapa pejabat struktural lainnya.
Ibu Agustien berharap bahwa kerjasama ini tidak sebatas moment penerimaan mahasiswa baru saja, tapi lebih dari itu, kerja sama ini bisa dikembangkan ke layanan-layanan lainnya sebagai penunjang pendidikan siswa di tingkat perguruan tinggi. Universitas Pandanaran berkomitmen memberikan support terbaik bagi kelangsungan kerja sama ini.
Ali Subur juga memberikan penguatan, bahwa moment penandatanganan MoU ini ibarat saklar on off, yang ketika sudah di on kan maka otomatis tersambung antara Universitas Pandanaran dengan Jaringan Hidayatullah se-Jawa Tengah. Termasuk di dalamnya ada lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan Hidayatullah yang tersebar di seluruh Jawa Tengah
Beliau Juga menambahkan bahwa Hidayatullah juga memiliki kepedulian yang sama terhadap mahasiswa. Di Hidayatullah ada program bernama Pesma Dai, sebuah lembaga kepesantrenan untuk para Mahasiswa, yang bisa menjadi solusi untuk menjaga/meningkatkan spiritualitas mahasiswa selama mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, karena tinggal di lingkungan yang kondusif, siang hari kuliah, malam hari mengikuti kegiatan kepesantrenan, sehingga waktunya menjadi optimal, seimbang antara intelektualitas dan spiritualitas.
*/EE