Home Berita Hani Akbar Ketum Muslimat Hidayatullah Periode 2020-2025

Hani Akbar Ketum Muslimat Hidayatullah Periode 2020-2025

406
0

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah menunjuk Hani Akbar sebagai Ketua Umum baru Pengurus Pusat (PP) Muslimat Hidayatullah (Mushida) periode 2020-2025 yang ditetapkan di arena Musyawarah Nasional (Munas) V Mushida di Kota Depok, 27 Desember 2020.

Selain itu, juga dilakukan penunjukan sejumlah pengurus pusat Mushida. Pada kesempatan tersebut juga dibacakan maklumat DPP tentang penunjukan pengurus Majelis Penasehat, Majelis Murabbiyah Pusat, dan Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Hidayatullah periode 2020-2025 tersebut.

Setelah dibacakan maklumat DPP tersebut, kemudian dilakukan pembacaan penetapan hasil Munas V Muslimat Hidayatullah oleh Wakil Ketua Sidang Musyawarah Paripurna, Dede Agustina.

“Setelah menimbang, mengingat, dan memperhatikan, dengan bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dengan ini Musyawarah Nasional V Muslimat Hidayatullah memutuskan dan menetapkan Hani Akbar S.Sos.I sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Hidayatullah periode 2020-2025,” ujar Dede Agustina dalam menyampaikan maklumat DPP Hidayatullah.

Selain menetapkan Ketua Umum, sidang Musyawarah Paripurna ini juga mengukuhkan Majelis Penasihat yang diketuai oleh Aida Chered dan Majelis Murabbiyah Pusat yang diketuai oleh Ir. Emi Pitoyanti.

Setelah pembacaan maklumat tersebut, dilanjutkan dengan pelantikan pengurus Majelis Penasehat, Majelis Murabbiyah Pusat, dan Ketua Umum PP Mushida oleh Ketua Umum DPP Hidayatullah Nashirul Haq

Masih dalam rangkaian Munas, Pemimpin Umum Hidayatullah Ust Abdurrahman Muhammad menitipkan pesan agar senantiasa berusaha menjadi insan yang bertakwa. Ditegaskannya, Allah telah memberi penghargaan dan mengangkat kemuliaan kaum wanita melalui Rasul-Nya.

“Kemuliaan dapat diperoleh oleh siapa saja, jika mereka memiliki ketaqwaan kepada Allah dan Rasul-Nya,” disampaikan oleh Pemimpin Umum Hidayatullah Ustadz Abdurrahman Muhammad dalam taujihnya pada rangkaian acara Musyawarah Nasional V Muslimat Hidayatullah, Ahad (27/12/2020) secara virtual.

Ia mengatakan pentingnya peran wanita untuk umat dan bangsa, dengan mengutip ungkapan masyhur: Wanita adalah tiang negara, apabila wanita itu baik maka akan baiklah negara dan apabila wanita itu rusak, maka akan rusak pula negara tersebut.

“Mushida harus mengadakan peremajaan program dan memperbaharui komitmen dengan selalu menguatkan nilai-nilai yang diunggulkan dari syariat Islam,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa peran para Muslimah termasuk Mushida yaitu melahirkan generasi Qur’ani dan sebaik-baik umat (khairu ummah) untuk mendorong percepatan hadirnya peradaban dan kejayaan Islam.

Generasi yang baik berawal dari keluarga yang baik. Untuk itu, terang beliau, para Muslimah harus memaksimalkan tugas dan perannya dalam keluarga.

“Banyak tantangan saat kita mulai pekerjaan. Rasa sakit, kekurangan, dan kelemahan selalu dialami dalam mengarungi perjuangan. Namun di situlah letak karunia besar yang diberikan Allah,” ungkapnya pada taujih yang dimulai pukul 05.00 WIB itu.

Melihat realita yang terjadi, generasi saat ini perlu ditolong. Jalan dakwah yang ditempuh memang tidak selalu mulus. Banyak suka duka yang dilalui. Untuk itu, katanya, “Siapa yang memulai suatu pekerjaan dengan suka maupun duka, maka itulah yang akan mendapat kemuliaan dari Allah.”

“Tidak ada jalan yang harus ditempuh melainkan jalan di atas khittah yang lurus,” tambahnya.

Ia juga mengungkapkan hakikat orang kaya dan mengatakan bahwa di dunia ini memang banyak orang kaya. Namun hanya sedikit yang memahami hakikat kekayaan itu sendiri.

“Orang yang kaya ialah yang banyak melakukan pengorbanan. Makin banyak pengorbanannya maka ia akan menemukan hakikat kekayaan itu sendiri. Kekayaan itu ialah kekayaan jiwa.”

Lebih jauh, ditambahkan, setiap muslimah harus menjadikan kegiatan membaca sebagai karakter utama. Sebagaimana wahyu yang pertama diturunkan adalah Iqra’.

Terakhir, ia mengimbau agar ruh dan jiwa harus selalu hidup dengan amalan shaleh. Sebagaimana tumbuhan hidup dengan air dan suasana masjid hidup dengan tilawah Al-Qur’an.

Munas yang berpusat di Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat ini dihadiri oleh 80-an peserta offline termasuk perwakilan dari Pengurus Wilayah Provinsi se-Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here