Kudus (hidayatullahjateng.id) – Pada hari Sabtu, 21 September 2024, Hidayatullah Kudus mengadakan Halaqoh Gabungan yang bertempat di Masjid Baitussalam, Pesantren Hidayatullah Kudus. Acara ini menghadirkan Ustadz Ahmad Suwarno, M.P.I. sebagai pemateri, yang menyampaikan berbagai nasihat tentang kepemimpinan dan keteladanan dalam Islam.
Nikmat Islam sebagai Nikmat Hakiki
Salah satu poin utama yang disampaikan oleh Ustadz Ahmad Suwarno adalah pentingnya mensyukuri nikmat terbesar yang Allah berikan, yaitu nikmat menjadi seorang muslim. Beliau mengingatkan bahwa dengan Islam, kita mendapatkan panduan hidup yang sempurna dan mulia. Menjadi seorang muslim adalah anugerah yang perlu dijaga dengan iman dan takwa.
Berbuat Baik Meskipun Diperlakukan Buruk
Dalam sesi tersebut, Ustadz Suwarno juga menekankan pentingnya senantiasa berbuat baik, bahkan kepada orang yang memperlakukan kita dengan buruk. Hal ini mengingatkan pada ajaran Rasulullah SAW yang mencontohkan kesabaran dan kelembutan hati dalam menghadapi orang-orang yang menentangnya. Kebaikan harus menjadi ciri seorang pemimpin, bukan hanya ketika mendapat perlakuan baik, tetapi juga saat menghadapi ujian dari orang lain.
Beribadah Seolah-olah Allah Melihat
Salah satu nasihat penting yang disampaikan adalah agar setiap muslim beribadah seolah-olah Allah melihat kita. Ini sesuai dengan konsep ihsan dalam Islam, di mana seorang hamba menyadari kehadiran Allah dalam setiap tindakannya. Dengan cara ini, seorang muslim akan lebih khusyuk dalam ibadahnya dan lebih berhati-hati dalam setiap perilaku.
Prinsip Kepemimpinan dalam Al-Qur’an
Ustadz Suwarno menekankan bahwa seorang pemimpin yang baik harus memiliki kesabaran dan keyakinan yang kuat pada ayat-ayat Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. As-Sajdah (32): 24, yang artinya:
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.”
Ayat ini mengajarkan bahwa seorang pemimpin yang berhasil adalah mereka yang mampu sabar dan teguh dalam keyakinan mereka kepada Allah dan petunjuk-Nya. Kesabaran adalah kunci untuk menghadapi berbagai rintangan dalam kepemimpinan.
Kisah Nabi Zakaria dan Nabi Yunus
Untuk memperjelas pentingnya kesabaran dan keyakinan, Ustadz Suwarno menyebutkan kisah Nabi Zakaria dan Nabi Yunus. Kedua nabi ini memberikan teladan yang luar biasa dalam menghadapi cobaan yang berat dengan tetap bersabar dan bertawakal kepada Allah. Nabi Zakaria diuji dengan usia lanjut dan harapan memiliki keturunan, sementara Nabi Yunus diuji dengan penolakan kaumnya hingga ditelan oleh ikan paus. Namun, keduanya menunjukkan betapa pentingnya bersabar dan yakin bahwa Allah selalu memiliki rencana terbaik bagi hamba-Nya.
Jadilah Pemimpin Teladan
Menjadi pemimpin teladan bukan hanya soal memimpin dengan kekuatan dan kekuasaan, tetapi dengan kesabaran dan keyakinan yang kokoh pada perintah Allah. Setiap pemimpin harus mampu menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya, memberikan arahan yang baik dengan kasih sayang, dan selalu bersikap sabar dalam menghadapi tantangan.
Acara ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk tidak hanya memperbaiki diri dalam beribadah, tetapi juga dalam menjalankan amanah sebagai pemimpin, baik di rumah, di lingkungan, maupun dalam skala yang lebih besar. Semoga kita bisa menjadi pemimpin yang sabar dan teladan, serta terus yakin dengan pertolongan Allah dalam setiap langkah kehidupan.
*/EE