Semarang (hidayatullahjateng.id) – Konsolidasi organisasi menjadi fondasi penting dalam memperkuat daya tahan dan kesolidan sebuah lembaga. Hal ini disampaikan oleh Ustadz K.H. Abdul Rahman, S.E., dalam sebuah kegiatan bertema Konsolidasi Jatidiri. Ia menegaskan bahwa konsolidasi adalah proses yang terus-menerus dilakukan oleh para pimpinan dan seluruh elemen organisasi untuk memperteguh, memperkuat, serta mengkoordinasikan berbagai aspek dalam tubuh organisasi.
“Konsolidasi jatidiri ini adalah upaya untuk memahami dan mengamalkan gagasan dasar berorganisasi, khususnya falsafah ber-Hidayatullah. Sedangkan konsolidasi organisasi bermakna membangun kekuatan dan kesolidan bersama,” jelasnya.
Menurut Ustadz Abdul Rahman, jatidiri individu maupun organisasi dalam Islam bertumpu pada iman yang kokoh. “Sebagai individu, kita adalah orang-orang beriman. Sebagai jamaah, kita adalah jamaah orang-orang beriman,” tegasnya.
Jaminan Dunia dan Akhirat bagi Orang Beriman
Ia memaparkan bahwa individu atau organisasi yang memiliki jatidiri kokoh akan mendapatkan jaminan kebahagiaan, baik di dunia maupun akhirat. Di dunia, indikatornya meliputi :
1.An-Nasr minalloh (pertolongan Allah sesuai kadar keimanan),
2.Ad-Difa’ (pembelaan),
3.Al-Wilayah (perlindungan dan pertolongan),
4.Hidayah (bimbingan),
5.Terbebas dari penguasaan orang kafir,
6.Tamkin (kedudukan, posisi, dan kekuasaan),
7.Ar-Rizquth Thoyyib (rizki yang halal dan baik),
8.Izzah (kewibawaan dan marwah), dan
9.Hayatan Thoyyibah (kehidupan yang baik).
“Semua ini menjadi bukti nyata bagi siapa saja yang berpegang teguh pada iman dan menjadikannya sebagai dasar dalam segala aktivitasnya,” ungkapnya.
Karakter Orang Beriman yang Kokoh
Lebih lanjut, Ustaz Abdul Rahman menjelaskan bahwa individu beriman yang memiliki jatidiri kuat memiliki ciri-ciri berikut:
1.Responsif dan siap menjalankan perintah,
2.Memiliki azam yang kuat,
3.Ulet, tangguh, dan tahan banting,
4.Totalitas dalam perjuangan, serta
5.Kokoh dalam pandangan, sikap, dan perilaku.
“Orang beriman sejati adalah mereka yang tidak hanya memiliki keyakinan kuat, tetapi juga menunjukkan kesungguhan dalam sikap dan tindakan,” tambahnya.
Acara ini menegaskan pentingnya konsolidasi jatidiri sebagai langkah strategis untuk membangun kekuatan organisasi yang berbasis keimanan, sekaligus menjadi inspirasi bagi jamaah untuk terus memperkokoh peran mereka dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
*/S. Ahmad Jihad