Semarang (hidayatullahjateng.id) – Gedung Dakwah Hidayatullah Jawa Tengah menjadi saksi terselenggaranya Rakeryas Al-Burhan 2025, sebuah momen penting bagi Pesantren Hidayatullah Semarang dalam merumuskan langkah strategis untuk masa depan. Kegiatan yang berlangsung pada Jumat, 10 Januari 2025, ini dihadiri oleh 21 peserta yang terdiri dari Pembina, pengawas, pengurus harian, dan pengurus pleno. Selain itu, turut hadir tamu undangan dari berbagai lembaga seperti DPD Hidayatullah Kota Semarang, BTH Amwal, BMH Jawa Tengah, Pos Dai Jawa Tengah, dan PD Musida Kota Semarang.
Semangat Bersama
Dalam sambutan pembukaan, Ustadz Mukhlis, selaku Ketua Yayasan, menekankan pentingnya Rakeryas ini sebagai langkah untuk menciptakan dampak positif dan sistematis dalam pengelolaan lembaga. Dengan tema besar “SDI Solid, Cash Flow Sehat, Layanan Prima,” ia menggarisbawahi perlunya membangun Sumber Daya Insani (SDI) yang kokoh, menjaga kestabilan keuangan, dan memberikan layanan terbaik. Ustadz Mukhlis juga melaporkan capaian program tahun 2024 yang berhasil mencapai nilai 73, masuk kategori baik.
Sementara itu, Ustadz Hanifullah, Ketua Pembina Yayasan, mengingatkan pentingnya menghidupkan 3M (Musyawarah, Mujahadah, dan Munajat) dalam setiap langkah program. “Lembaga harus terus berbenah dan bergerak maju,” tegasnya. Pesan ini memberikan motivasi kepada seluruh peserta untuk menjadikan Rakeryas sebagai momentum penguatan visi dan misi organisasi.
Evaluasi dan Strategi Tahun 2025
Rakeryas berlangsung dalam satu hari yang dimulai dengan laporan pengurus mengenai pencapaian program kerja tahun 2024. Selanjutnya, peserta memberikan evaluasi dan tanggapan terhadap laporan tersebut. Diskusi ini menjadi momen refleksi untuk menilai keberhasilan program yang sudah berjalan, sekaligus menggali ide-ide baru untuk tahun 2025.
Dalam sesi tanggapan program kerja 2025, Ustadz Akhmad Ali Subur, anggota Pembina Yayasan, menegaskan pentingnya fokus pada program prioritas yang selaras dengan Rencana Induk Pengembangan (RIP). Ia menyoroti peran strategis RIP, yaitu:
1.Mendekatkan jarak antara idealitas dan realitas.
2.Mengefektifkan sumber daya agar tujuan tercapai dengan baik.
3.Mengintegrasikan berbagai pihak terkait.
4.Menyelaraskan program dengan siklus manajemen yang ada.
Rekomendasi Strategis
Rakeryas ditutup dengan penyampaian catatan dan rekomendasi dari Pembina dan pengawas. Masukan dari peserta dijadikan bahan untuk menyusun langkah konkret yang akan diambil pada tahun mendatang. Seluruh peserta sepakat bahwa Rakeryas ini menjadi tonggak penting dalam mengarahkan Yayasan Al Burhan, Pesantren Hidayatullah Semarang menuju lembaga yang lebih profesional dan berdaya saing tinggi.
*/ Abd. Aziz