Semarang (Hidayatullahjateng.id) – Semangat para peserta Daurah Marhala Wustho memenuhi Aula MTs MA Al-Burhan, Pesantren Hidayatullah Semarang, dalam kegiatan yang berlangsung sejak 14 hingga 17 Februari 2025. Daurah ini mengusung tema “Transformasi Jati Diri Hidayatullah Menuju Terwujudnya Peradaban Islam”, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kader dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari serta perjuangan dakwah.
Sebanyak 19 peserta dari berbagai berbagai daerah mengikuti daurah ini dengan antusias. Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Ust. Dr. Muhammad Sholeh Usman, yang menegaskan bahwa kader Hidayatullah harus memiliki pemahaman yang kuat tentang jati dirinya, karena mereka adalah bagian dari perjuangan besar dalam menegakkan nilai-nilai Islam. “Daurah ini bukan hanya sekadar kegiatan akademik, tetapi juga merupakan perjalanan ruhani dalam membentuk karakter kader yang siap berkontribusi bagi umat dan peradaban Islam,” ujarnya dalam sambutannya.
Aplikasi Jati Diri Hidayatullah
Berkesempatan hadir dalam daurah kali ini, anggota Dewan Murabbi Pusat Hidayatullah, yaitu: Ust. Dr. Tasyrif Amin, M.Pd.I, Ust. Ir. Hanifullah, dan Ust. M. Nur Fuad, M.Pd.
Para pemateri tersebut menyampaikan materi utama yang berfokus pada Aplikasi Jati Diri Hidayatullah, membahas bagaimana prinsip-prinsip dasar Islam dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi, sosial, maupun dalam kiprah dakwah dan kepemimpinan. Para peserta tidak hanya menerima materi dalam bentuk ceramah, tetapi juga diajak untuk berdiskusi dan melakukan refleksi mendalam agar pemahaman mereka semakin kuat.
Kegiatan ini juga di hadiri oleh seluruh anggota Dewan Murabbi Wilayah Jawa Tengah, yakni: Ust. Sunoto Achmad, M.Pd, Ust. Ahmad Suwarno, M.Pi, dan Ust. Imam Syahid.
Peran Kader Membangun Peradaban Islam
Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang acara. Salah satu peserta, Ahmad Miftahus Surur, berbagi kesannya tentang kegiatan ini. “Alhamdulillah, para pemateri semangatnya menggelegar, materinya sangat dibutuhkan dalam kehidupan, dan pelayanan panitia sangat all out,” ungkapnya dengan penuh semangat. Menurutnya, daurah ini memberikan perspektif baru dalam memahami bagaimana seorang kader harus berperan dalam membangun peradaban Islam.
Selain mendapatkan materi yang berbobot, peserta juga merasa mendapatkan pengalaman berharga dalam hal kedisiplinan, kebersamaan, dan peningkatan spiritualitas. Daurah ini menjadi momentum bagi mereka untuk semakin memperkuat komitmen dalam menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan berakhirnya Daurah Marhala Wustho ini, para peserta diharapkan mampu mengimplementasikan ilmu yang didapatkan serta terus berkontribusi dalam perjuangan membangun umat. Acara ini bukan hanya menjadi ajang pembelajaran, tetapi juga menjadi wadah untuk memperkokoh persaudaraan dan meneguhkan langkah menuju terwujudnya peradaban Islam yang lebih kokoh dan berdaya saing.
*/Nur Said Abdullah