Kudus – Depdikdasmen Hidayatullah Jawa Tengah selalu mengupgrade kompetensi tenaga pendidiknya secara rutin dan berkelanjutan. Langkah strategis tersebut dilakukan dalam rangka menjamin standardisasi dan keberlangsungan pendidikan Integral Hidayatullah di Jawa Tengah, baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Usman Wakimin, M.Pd selaku Ketua Depdikdasmen Hidayatullah Jawa Tengah menyampaikan dalam rangkaian acara Pelatihan Kurikulum Merdeka akan mendapatkan apresiasi spesial dari Dr. Nanang Noerpatria, M.Pd selaku Kadepdikdasmen DPP Hidayatullah dengan memberikan tausiyah Umum kepada seluruh peserta dengan materi hasil disertasinya.
Dalam merealisasikan dan mengimplementasikan Kurikulum merdeka, Depdikdasmen Hidayatullah Jawa Tengah pada tanggal 10-11 September 2022 bekerjasama dengan Tiga Serangkai melakukan Pelatihan Kurikulum merdeka, yang diperuntukkan bagi Kepala sekolah, Guru kelas I & IV yang ada di Hidayatullah Jawa Tengah bahkan lintas lembaga diikuti kurang lebih 50 peserta. Kegiatan tersebut sebagai langkah nyata untuk mempersiapkan, membekali dan meningkatkan pengetahuan tenaga pendidik di wilayahnya sebagai langkah antisipasi dan menghadapi tantangan pendidikan yang akan datang terutama kesiapan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara mandiri.
Kegiatan dibuka langsung oleh Ketua DPW Hidayatullah Jawa Tengah, Bapak Ali Subur, SE. Dalam arahanya Ali Subur menyampaikan bahwa Hidayatullah memiliki Konsep pendidikan yang secara konsep merupakan arah yang jelas dalam rangka menjawab kebutuhan tantangan zaman ke depan, maka dalam aplikasinya perlu rel berupa arah peta pendidikan Hidayatullah ke depan. Hidayatullah dalam pengelolaan pendidikan harus mengantisipasi berbagai kemungkinan perkembangan ke depan. Sumber ilmu dalam konsep pendidikan Hidayatullah mengacu pada Wahyu sebagai landasan utama dalam konsep dan implementasinya. Lebih lanjut Ali Subur menekankan bahwa pendidik harus memiliki mindset ‘tidak ada murid bodoh’, setiap murid minimal memiliki 1 jenis kecerdasan dari 8 jenis kecerdasan (multiple intelligences) seperti yg disebut oleh Howard Gardner, seorang psikolog dan profesor di Universitas Harvard. Sejak awal berdiri Hidayatullah melalui pendidikan pesantrennya sudah menerapkan konsep itu, menerima santri dari berbagai macam latar belakang yg majemuk, mulai dari latar belakang ekonomi sampai akademik.
Dalam rangkaian Pelatihan Kurikulum Merdeka Depdikdasmen Hidayatullah Jawa Tengah mendapat hadiah spesial dari Dr. Nanang Noerpatria, M.Pd dengan sajian hangat berupa hasil disertasi beliau. Dalam sesi tausiah umumnya Dr. Nanang Noerptria, M.Pd menyampaikan ilustrasi berbasis data. Data pendukung konsep pendidikan yang visioner belum memadai. Salah satunya belum adanya ahli-ahli dalam pendidikan khususnya belum adanya professor pendidikan di Hidayatullah. Data daya dukung SDI yang professional dan berkompeten yang belum memadai menjadi pemantik bagi Dr. Nanang Noerpatria, M.Pd untuk meningkatkan kompetensinya dalam memberikan daya dukung pendidikan yang secara konsep memiliki keberlangsungan yang stabil karena sudah ada konsep pendidikan yang jelas dan sudah dibakukan untuk memenuhi tantangan kebutuhan zaman. Untuk memotivasi diri dan temen-temen di pendidikan Hidayatullah pada 5 tahun yang akan datang mencanangkan 1000 Doktor di Hidayatullah. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut Dr. Nanang Noerpatria, M.Pd. menyampaikan bagi kader muda didorong dan akan disupport untuk melakukan penelitian tentang pendidikan Hidayatullah dan studi lanjut berupa beasiswa.
Lebih lanjut Nanang Noerpatria menekankan kepada peserta untuk mewujudkan dan meningkatkan komitmen berupa kebanggaan kepada lembaga maka semuanya perlu mengenal lebih dalam tentang Hidayatullah. Dalam akhir sesinya Nanang Noerpatria menyampaikan kesimpulan dalam disertasinya bahwa semua visi yang muncul dalam berbagai literatur belum menyentuh akhirat, masih sebatas materi dan duniawi. Makanya karena visinya Hidayatullah Nanang Noerpatria bergabung di Hidayatullah. Kepemimpinan Visioner di Hidaytullah yang berdimensi Dunia-akhirat memiliki 3 komponen utama yang akan meningkatkan kinerja guru, peningkatan mutu pendidikan Hidayatullah, sehingga SDM sesuai misi penciptanya. Kepemimpinan Visioner di Hidaytullah belum menyentuh akhirat, karena alat ukur yang ada masih sebatas duniawi. Kepemimpinan Visioner di Hidayatullah perlu didukung dan dibangun dengan membangun budaya Kohesitas, Sosial glue, Persaudaraan, Ruhama, Workplace spirituality. Etos kerja yang dibangun diniatkan sebagai Ibadah dan menggapai ridho Allah. Komitmen keagamaan meningkatkan ruh jihad, semangat juang dan pengorbanan. /IS